Jumat, 09 Mei 2014

Paint ball di Linggoasri

dalam rangka terus mengembangkan daya tarik Bumi Perkemahan Linggoasri. Telah dihadirkan mainan seru yang diharapkan dapat menambah ragam atraksi dari permainan outbound yang menjadi unggulan Bumi Perkemahan Linggoasri. Permainan paintbal sendiri pada dasarnya adalah permainan untuk melatih strategi, ketepatan, taktik, fokus, kerjasama dan menghadirkan aliran adrenalin bagi yang memainkanya. Permainan ini mirip dengan permainan yang ada di film hungergames (wow?) bagi masyarakat pekalongan dan sekitarnya dapat menikmmati permainan ini dengan menghubungi manajemen Buper.

Rabu, 26 Oktober 2011

Garis Besar Konsep Pengembangan OW Linggoasri Kab. Pekalongan

Oleh : Istiyanto, SH
Kasubag Program Dinporaparbud

Pariwisata merupakan salah satu sektor penting yang diharapkan dapat mendatangkan pendapatan asli daerah yang besar, berbagai bentuk kegiatan wisata pendidikan, wisata alam, wisata minat khusus dan wisata budaya merupakan bentuk kegiatan yang banyak diminati oleh wisatawan untuk berkunjung ke sebuah obyek wisata.
Di Kabupaten Pekalongan sebenarnya banyak potensi wisata yang seharusnya dapat bersaing dengan obyek-obyek wisata di Kota atau Kabupaten lain baik di Jawa Tengah atau Provinsi lainnya, salah satunya adalah potensi Obyek Wisata Linggo Asri yang jika dimaksimalkan pengelolaannya tentu akan dapat lebih bermanfaat.
Panorama alami dan udara yang sejuk menjadi ciri khas Obyek Wisata Linggo Asri yang terletak di sebelah selatan Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan pada ketinggian 600 - 700 m dpl.
Perpaduan potensi alam, pegunungan dan hutan wisata serta kondisi masyarakat yang masih pedesaan menjadi faktor yang menarik untuk di nikmati. Disamping itu, letak yang cukup menguntungkan di tepi jalan penghubung antara Kabupaten Pekalongan dan Banjarnegara sangat memudahkan bagi wisatawan untuk berkunjung.
Obyek wisata alam Pegunungan Linggo Asri Kecamatan Kajen obyek wisata ini merupakan wahana untuk berekreasi, pendidikan, olahraga dan hiburan yang terpadu di kawasan ini pada khususnya dan Kabupaten Pekalongan pada umumnya.
Pada areal Obyek Wisata Linggo Asri terdapat pula hutan alam di hutan hujan yang di sisihkan untuk tujuan konservasi, sehingga Obyek Wisata Linggo Asri memiliki potensi yang besar untuk dilakukan pengembangan kegiatan wisata.




Selain itu diketahui pula bahwa Obyek Wisata Linggo Asri adalah pangsa pasar wisata potensial bagi Kabupaten Pekalongan karena memiliki kondisi geografis yang strategis yang menghubungkan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Banjarnegara.

Atas dasar obrolan pihak kami dengan salah satu pihak pengelola untuk mengembangkan potensi wisata tersebut kami seperti tertantang untuk berperan serta untuk membantu mengembangkan Obyek Wisata Linggo Asri, karena dalam pengembangan usaha wisata tidak hanya diperlukan modal finansial yang tentunya tidak sedikit tetapi juga komitmen kuat untuk maju dari semua lapisan, selain kekayaan alam tentunya, pihak berwenang juga perlu membangun sarana dan prasarana penunjang untuk menarik potensi wisatawan.

Untuk menghindari pembangunan yang tidak efektif dan efisien, maka kami melakukan semacam observasi beberapa jenis kegiatan wisata alam yang cocok untuk Obyek Wisata Linggo Asri ini terhadap pangsa pasar potensial yaitu penduduk Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya.

Observasi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik wisatawan potensial terhadap kegiatan wisata, mengetahui proporsi jumlah wisatawan potensial yang berminat terhadap kegiatan wisata alam di Obyek Wisata Linggo Asri. Observasi ini diharapkan bermanfaat bagi pihak pengelola Obyek Wisata Linggo Asri ke depan.

B. Potensi Wisata yang Dapat dikembangkan

Adapun secara garis besar observasi singkat kami tentang potensi Obyek Wisata Linggo Asri berdasarkan keistimewaan lokasi maupun fasilitas wisata yang ada serta aktifitas wisata yang dapat dikembangkan, adalah sebagai berikut :





1. WISATA ALAM
Dengan jenis aktifitas yang bisa dikembangkan seperti :
• Jungle Trekking / penelusuran hutan,
Kegiatan yang dapat dikembangkan di Obyek Wisata Linggo Asri adalah Trekking, Hiking, Napak Tilas, atau wisata jalan kaki. Wisata petualangan ini tidak memerlukan suatu alat khusus dan dapat dilakukan oleh semua orang.
Hanya saja kegiatan ini dapat optimal diperlukan bantuan seorang pemandu khusus yang berpengalaman dalam penjelajahan dan memiliki pengetahuan luas tentang kehidupan alam dan lingkungan sekitar kita. Berikut ini pilihan wisata trekking dapat digabungkan dengan kegiatan Out Bound lainnya sesuai potensi dan sarana parsarana yang ada di Buper dan obyek wisata linggo asri.

• Wisata pendidikan pengelolaan hutan tanaman industri,
Kegiatan yang dapat dikembangkan di Obyek Wisata Linggo Asri adalah Wisata Pendidikan pengelolaan dan pengolahan hasil hutan atau tanaman industri suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan pendidikan di dalamnya. Program wisata ini dikemas dalam bentuk belajar menderes getah pinus, karet dan sampai pengolahan hasilnya seperti karet mentah, gondorukem yang merupakan komoditas lokal potensial dengan memanfaatkan fasilitas pabrik yang telah ada sedemikian rupa hingga menjadikan kegiatan wisata tahunan atau kegiatan ekstrakurikuler memiliki kualitas dan berbobot. Materi-materi dalam pemanduan telah disesuaikan dengan bobot siswa dan kurikulum sesuai jenjang pendidikan.

• Wisata pendidikan lingkungan,
Kegiatan yang dapat dikembangkan di Obyek Wisata Linggo Asri adalah Wisata Pendidikan Wisata lingkungan suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan pendidikan didalamnya, seperti penangkaran rusa dan hewan dilindungi lainnya, pengenalan jenis-jenis pohon / tanaman dan cara pembibitan.
Program wisata ini dikemas sedemikian rupa menjadikan kegiatan wisata tahunan atau kegiatan ekstrakurikuler yang bekerja sama dengan pihak Perhutani melalui LMDH agar memiliki kualitas dan bobot. Materi-materi dalam pemanduan telah disesuaikan dengan bobot siswa dan kurikulum sesuai jenjang pendidikan.

2. WISATA KEBUDAYAAN
Dengan jenis aktifitas wisata yang dapat dikembangkan seperti :
• Wisata seni budaya dan hiburan rakyat,
Salah satu kegiatan yang dapat dikembangkan di Obyek Wisata Linggo Asri adalah wisata seni budaya suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan seni budaya didalamnya. Program wisata ini dikemas sedemikian rupa menjadikan kegiatan wisata bulanan atau mingguan diharapkan dapat diisi oleh kegiatan yang menghibur pengunjung seperti parade / exibisi Band anak muda / pelajar, musik dangdut lokal atau kesenian asli daerah Kabupaten Pekalongan.
Hal ini diharapkan dapat membantu optimalisasi penerimaan retribusi dari daya tarik pengunjung ke OW Linggoasri setiap minggunya .
• Wisata Pedesaan,
Diharapkan sebagai kegiatan yang dapat dikembangkan di Obyek Wisata Linggo Asri adalah wisata pedesaan adalah suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan kegiatan pedesaan seperti bercocok tanam, panen hasil bumi dan perikanan, membajak sawah, tandur padi, dll. Program wisata ini dikemas sedemikian rupa menjadikan kegiatan wisata harian diharapkan pengunjung lebih memahami kearifan lokal penduduk asli kawasan Obyek Wisata Linggo Asri, sasaran target pengunjung adalah siswa / siswi SD, antara usia 5 s/d 10 tahun, seperti menangkap belut, ikan dikolam bletokan, memandikan kerbau / gajah di sawah atau kolam berlumpur ( si bolang ).


• Lomba – lomba anak – anak.
Tidak kalah menarik ketika kita tawarkan dengan kolaborasi antara seni dan rekreasi dengan acara lomba-lomba mewarnai gambar,/ lomba lukis anak-anak, lomba ketangkasan tradisional, acara Bintang Kecil dll. yang dilaksanakan dengan melibatkan organisasi IGTK, PAUD, KKG diseluruh Kabupaten Pekalongan bahkan dapat dikerjasamakan dengan EO yang dapat menjaring peserta dari luar daerah serta pembiayaan yang dikerjasamakan dengan sponsor.

3. WISATA MINAT KHUSUS
Dengan jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan seperti :
• Berkemah, Out Bound,
Berkemah dan bermain Out Bound adalah kegiatan olah raga dengan suasana hidup dipedesaan, hal ini umum yang dilakukan pelajar dan kaum muda untuk mengisi waktu luang, maka diharapkan kegiatan satu ini dapat menjadi andalan untuk menarik wisatawan mengunjungi Obyek Wisata Linggo Asri dengan fasilitas yang telah tersedia dengan didampingi instruktur yang terlatih.
• Bersepeda Gunung
Bersepeda Gunung adalah Kegiatan yang sedang populer di kalangan kaum muda sekarang ini dalam mengisi waktu liburan dalam menghilangkan kejenuhan dalam melakukan rutinitas sehari-hari. Akan tetapi aktivitas ini sulit dilakukan sendiri karena itu perlu adanya komunitas yang solid, serta fasilitas pendukung, antara lain pembuatan tracking lintasan dengan jarak yang cukup panjang lebih kurang 5 – 10 km yang meliputi kawasan obyek dan lingkungan wiayah obyek, baik milik masyarakat maupun pemerintah sepanjang ada koordinasi dan tidak merusak lingkungan, pelaksanaannya dibantu oleh pemandu dan bila mungkin melibatkan penduduk sekitar dalam berpartisipasi, maka diharapkan kegiatan ini dapat lebih menarik wisatawan berkunjung ke Obyek Wisata Linggo Asri apabila dilaksanakan dengan pihak – pihak sponsor / EO.

• Penelitian / Observasi :
Perlu dibangun fasilitas khusus untuk kegiatan penlitian berupa miniatur kelaboratoriuman flora fauna yang berfungsi menjadi wisata penelitian yang dibangun secara sederhana dan dapat dijadikan pusat penelitian bagi siswa / siswi di Kabupaten Pekalongan seperti taman kupu-kupu, taman serangga (herbarium ) taman-taman bunga / tanaman obat ; Hal ini dapat dikerjasamakan dengan Perhutani, PTP Perkebunan ataupun Pihak lain yang peduli dengan pendidikan.

4. WISATA KELUARGA
Dengan jenis kegiatan wisata yang dapat di kembangkan seperti :
• Berenang
Dengan kondisi fasilitas yang ada mungkin masih perlu peningkatan sarana dan prasarana kolam renang prestasi menjadi kolam renang wisata, hal ini merupakan salah satu dari banyak aktivitas yang paling diminati pengunjung olah raga sambil berwisata bersama keluarga.
• Memancing
Memancing adalah kegiatan yang sedang populer sekarang ini dalam mengisi waktu luang sebagai penghilang kejenuhan dalam melakukan rutinitas sehari-hari, aktivitas ini juga bisa melibatkan seluruh keluarga, yang perlu dipersiapkan adalah dengan melakukan pembenahan kolam-kolam yang sudah ada lebih optimal dengan dilaksanakan event-event lomba memancing bekerja sama sponsor / EO. Memancing dikolam pemancingan dalam kawasan Obyek Wisata adalah kegiatan yang dikemas dengan menaburkan ikan yang akan dipancing berdasarkan permintaan peminat.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan sistem kiloan atau lama waktu memancing dan hasilnya diperhitungkan. Aktivitas ini juga bisa melibatkan seluruh keluraga, maka di harapkan kegiatan ini dapat lebih menarik wisatawan berkunjung ke Obyek Wisata Linggo Asri jika memungkinkan dapat dimasak ditempat.

• Offroad dengan mobil ATV
Offroad ATV mungkin tidak kalah menarik ketika kita tawarkan dengan kesiapan lintasan yang akan dilalui dengan variasi rintangan yang cukup menantang dan dilengkapi sefty / alat pengaman bagi pengendara, maka dapat dikemas menjadi paket wisata keluarga yang menarik dan diminati, kalau mungkin dikembangkan dengan arena lomba / event ketangkasan dengan kendaraan ATV yang dibawa oleh masing-masing peserta dengan katagori yang ditentukan. maka di harapkan kegiatan ini dapat lebih menarik wisatawan berkunjung ke Obyek Wisata Linggo Asri.


Rabu, 07 September 2011

Pelaksanaan Syawalan megono gunungan

Ribuan warga memperebutkan gunungan megono pada acara Syawalan di Kawasan Objek Wisata Linggoasri, Kajen, Kabupaten Pekalongan- Jateng. Acara tahunan yang digelar seminggu setelah Lebaran itu berlangsung meriah. Sebelum diperebutkan, gunungan megono, nasi kuning, dan gunungan buah dikirab dari Balai Desa Linggoasri menuju Lapangan Parkir Wana Wisata di desa tersebut. Peserta kirab terdiri atas punakawan, barisan berseragam batik, rombongan silat temanten, grup rebana, dan masyarakat Desa Linggoasri. Peserta kirab dilepas Wakil Bupati, Fadia Arafiq, sekitar pukul 09.30. Bupati Pekalongan Drs. H. Amat Antono, MSi serta anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) bergabung dengan peserta kirab menuju tempat acara gunungan megono. Upacara Tradisi Syawalan dimulai sekitar pukul 10.00 dan diawali dengan penampilan kesenian kuda lumping dan atraksi silat temanten yang diiringi kesenian rebana. Acara dihadiri Sekda dan para Kepala SKPD di lingkungan Pemkab Pekalongan, Muspika Kajen, masyarakat Desa Linggoasri dan sekitarnya serta pengunjung dari berbagai wilayah. Kepala Dinas Pemuda Olah Raga Pariwisata dan Kebudayaan (Dinporaparbud), Moh. Zaki, SIP melaporkan, tradisi syawalan dilaksanakan satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri berupa parade budaya yang didukung oleh masyarakat Desa Linggoasri dan sekitarnya. “Syawalan merupakan ungkapan rasa syukur pada Allah SWT setelah kita dapat melewati Bulan Suci Ramadan dengan selamat dan lancar serta dalam suasana yang khidmat dan fitri bertemu dengan sanak keluarga, teman, sahabat, handai taulan, dan saling memaafkan,” ujar Zaki. Yang cukup menarik perhatian pengunung dalam acara tersebut, selain gunungan megono, dan atraksi seni, juga kehadiran dua gajah penghuni OW Linggoasri, Deo dan Sintha. Makin menyedot perhatian ketika gajah itu dinaiki Bupati Drs. Amat Antono MSi dan Ketua DPRD H. Asip Kholbihi SH. Keduanya memberikan sambutan dari atas punggung gajah. Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan, Asip Kholbihi dalam sambutannya, atas nama masyarakat Kabupaten Pekalongan mengucapkan terima kasih pada Pemkab yang telah menyelenggarakan acara Syawalan dari tahun ke tahun. Dalam kesempatan Syawalan kali ini Asip mengajak pada seluruh masyarakat untuk terus menerus merekatkan persatuan dalam rangka membangun bersama Kabupaten Pekalongan yang lebih sejahtera. Dalam suasana Lebaran, Asip juga tak lupa mengucapkan minal aidzin wal faizin, memohon maaf lahir dan batin dari seluruh masyarakat Kabupaten Pekalongan. Bupati Pekalongan, Drs. H. Amat Antono MSi di awal sambutannya mengutarakan, dirinya dan Ketua DPRD sama-sama memberikan sambutan dengan menaiki gajah, menunjukkan suatu kebersamaan antara Bupati dan DPRD. “Saya ingin menyampaikan pada masyarakat, bahwa untuk membangun Kabupaten Pekalongan, kita harus bersatu padu, baik Bupati, DPRD, maupun masyarakatnya dan hari ini kita wujudkan bersama,” tutur Antono. Bupati secara pribadi dalam sambutannya juga memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dan keterbatasan di Hari yang Fitri ini. Antono mengajak pada seluruh masyarakat untuk bersama-sama membangun Kabupaten Pekalongan Sedangkan jumlah pengunjung yang tercatat sebanyak 6.140 orang. (sumber : www.koruptorindonesia.com)

Minggu, 04 September 2011

Syawalan Linggoasri tahun 2011

Pelaksanaan Syawalan di Objek wisata Linggoasri akan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 September 2011. sebagaimana telah di tetapkan oleh pemerintah, 1 Syawal 2011 ditetapkan tanggal 31 Agustus 2011, maka Syawalan juga akan dilaksanakan menyesuaikan dengan penetapan tersebut. sebagai sebuah tradisi tahunan, syawalan merupakan sebuah pesta bagi masyarakat suatu daerah untuk mensyukuri nikmat Tuhan yang telah dilimpahkan kepada umat manusia. sebagai wujudnya maka masyarakat mempersembahkan sebuah perayaan khusus yang dilaksanakan 7 hari setelah perayaan lebaran. Gambaran Pelaksanaan Acara dimulai dengan acara tradisi budaya kabupaten pekalongan yaitu megono gunungan yang diselenggarakan pada pukul 07.00 s.d 11.00 WIB, Acara dilanjutkan dengan pembukaan hiburan Band Indie Pekalongan pada pukul 10.00 s.d 12.00 WIB, BreakTime pukul 12.00 s.d 13.00 WIB, acara selanjutnya penampilan artis dangdut nasional AAT KONDANG IN pada pukul 13.00 s.d 16.00 WIB. selain itu juga di selenggarakan Wisata Kuliner Lesehan Pekalongan yang di buka mulai pukul 08.00 s.d 16.00 WIB. Acara di tutup pada pukul 16.00 WIB. Seperti tahun-tahun sebelumnya, syawalan di Linggoasri, Kabupaten Pekalongan tahun ini akan mengusung megono gunungan. Diperkirakan 10.000 pengunjung memadati wana wisata Linggoasri pada Syawalan yang akan digelar besok, Rabu, 7 September 2011 Kepala Dinporaparbud, Mohammad Zaki SIP menjelaskan, ada satu megono gunungan dengan garis tengah 2 meter, serta tumpeng nasi kuning yang akan dikirab dan diperebutkan pada warga dalam acara tersebut, disamping 2.000 bungkus nasi megono dengan lauknya. Bupati Pekalongan akan membuka Syawalan di objek wisata tersebut. Acara juga mengundang Muspida Kabupaten Pekalongan serta tokoh agama dan masyarakat Desa Linggoasri untuk mengikuti kirab. Peserta kirab akan diberangkatkan dari Balai Desa Linggoasri, pukul 07.30 hingga sampai di lapangan desa itu sekitar pukul 08.00. "Setelah itu, menunggu tamu undangan dan kirab dilanjutkan menuju pintu masuk objek wisata Linggoasri," Selain menggelar kirab budaya dengan megono gunungan sebagai ikon, Syawalan kali ini juga akan dimeriahkan dengan penampilan Aat Kondangin, hiburan tari tradisional dan modern, serta fashion show dan orkes dangdut yang diselenggarakan oleh event organizer. Tiket masuk ke objek wisata Linggoasri pada saat Syawalan Rp 2.500 per orang untuk dewasa dan Rp 1.250 untuk anak-anak, belum termasuk tiket menonton hiburan. Pada hari biasa, tiket masuk Rp 1.500 untuk dewasa dan Rp 500 untuk anak-anak. Selain bisa menikmati hiburan yang digelar EO, pada Syawalan, pengunjung objek wisata Linggoasri bisa memanfaatkan fasilitas kolam renang, menikmati pemandangan kebun binatang mini, mencoba berwisata alam dengan menunggang gajah, atau berpetualang dengan motor ATV.

Minggu, 31 Juli 2011

Branding Baru Pariwisata RI Mengacu pada 5 Kriteria


Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Ir. Jero Wacik, SE menegaskan, branding baru pariwisata Wonderful Indonesia mengacu pada lima kreteria yakni; nature, culture, people, food, and money. “Kelima kreteria ini kita jadikan sebagai wonderful of nature, wonderful of culture, wonderful of people, wonderful of food, dan wonderful value of money. Kelima keteria ini membuat pariwisata kita unggul,” kata Menbudpar Jero Wacik saat memberi pengarahan dalam acara Sosialisasi Rentra Kemenbudpar 2010-2014 di Balirung Gedung Sapta Pesona Jakarta, Selasa (11/1).

Menbudpar Jero Wacik mengatakan, kelima kreteria tersebut sengaja diangkat berdasarkan pengalaman ketika menerima penghargaan The Best Destination Island in the World oleh Travel and Leisure Magazine di New York, Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Majalah pariwisata terbesar itu melakukan vote kepada wisatawan dunia tentang, manakah tempat pariwisata terbaik di dunia? Menurut wisatawan dunia adalah Bali The Best Island in the World.

“Saya tanyakan kepada mereka, kreteria yang digunakan untuk menetentukan sebagai The Best Island in the World tersebut adalah lima kreteria itu; nature, culture, people, food, and money,” kata Menbudpar Jero Wacik.

Kelima kreteria tersebut, menurut Menbudpar Jero Wacik , dimiliki Indonesia sehingga branding Wonderful Indonesia dinilai sangat cocok. “Presiden RI juga telah menyetujui branding baru pariwisata tersebut, “katanya seraya menguraikan, alam (nature) kita paling indah di dunia. Ada laut, pantai, gunung, hutan, safana, serta beranekaragam flora dan fauna.

Wonderful of culture, budaya Indonesia beraneka ragam dari Sabang hingga Merauke sehingga menjadi aset dalam mengembangkan pariwisata. Begitu pula wonderful of pople, masyarakat Indonesia di kenal dunia ramah tamah, “Masyarakat kita 99% senyum,” katanya.

Begitu pula untuk wonderful of food, makanan atau kuliner Indonesia terkenal di dunia. Kuliner ini menjadi daya tarik pariwisata, sedangkan wonderful value of money menjadikan pariwisata Indonesia memiliki daya saing tinggi. Tarif dan pelayanan hotel di Indonesia jauh lebih menarik dibandingkan negara lain. Begitu juga untuk makanan, minuman, dan cinderemata di Indonesia lebih kompetitif.

Acara sosialisasi Rencana Strategis (Rentra) Kemenbudpar 2010-2014 diikuti seluruh pejabat Eselon Satu, Dua, Tiga, dan Empat di lingkungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. (Pusformas)(Sumber : budpar.go.id)

Senin, 25 Juli 2011

PENGEMASAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI PETUNGKRIYONO-PEKALONGAN

Joko Suratno, SE – DPD Asita Jateng

1. Definisi
Environmentally responsible travel and visit to relatively undisturbed natural areas, in order to enjoy and appreciate nature (and any accompanying cultural features, both past and present) that promote conservation, has low visitor impact and provides for beneficially active socio economic involment of local population (ceballos –luscurain, 1996)
Ekowisata adalah perjalanan oleh seseorang wisatawan ke daerah terpencil dengan tujuan menikmati dan mempelajari mengenai alam, sejarah, dan budaya di suatu daerah, dimana pola wisatanya membantu ekonomi masyarakat lokal dan mendukung pelestarian alam.
2. Tujuan Ekowisata
1. Mewujudkan penyelenggaraan wisata yang bertanggung jawab yang mendukung upaya pelestarian lingkungan alam peninggalan sejarah dan budaya
2. meningkatkan partisipasi masyarakat dan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat
3. Menjadi model bagi pengembangan pariwisata lainya melalui penerapan kaidah-kaidah ekowisata
Beberapa aspek kunci dalam ekowisata adalah :
- Jumlah pengnjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung linkungan dan sosial budaya masyarakat
- Pola wisata ramah lingkungan
- Pola wisata ramah budaya dan adat setempat
- Membantu secara langsung perekonomian masyarakat lokal
- Modal awal yang diperlukan untuk infrastruktur tidak besar (partisipasi masyarakat)
3. Ekowisata berbasis masyarakat
Pola pengemasan ekowisata berbasis masyarakat adalah pola pengembagnan ekowisata yang mendukung dan memungkinkan keterlibatan penuh oleh masyarakat setempat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan usaha ekowisata dan segala keuntungan yang diperoleh
Ekowisata berbasis masyarakat merupakan usaha ekowisata yang menitikberatkan peran aktif komunitas. Hal tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa masyarakat memiliki pengetahuan tentang alam serta budaya yang menjadi potensi dan nilai jual sebagai daya tarik wisata sehingga pelibatan masyarakat menjadi mutlak. Pola ekowisata berbasis masyarakat mengakui hak masyarakat lokal dalam mengelola kegiatan wisata di kawasan yang mereka miliki secara adat ataupun sebagai pengelola.

Ekowisata berbasis masyarakat dapat menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat dan mengurangi kemiskinan, dimana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk turis seperti fee sebagai pemandu wisata, ongkos sewa transportasi, homestay, menjual kerajinan, membuka warung dll. Ekowisata membuka dampak positif terhadap pelestarian lingkungan dan budaya asli setempat yang pada akhirnya diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri dan arasa bangga antar penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata

Dengan adanya pola ekowisata berbasis masyarakat bukan berarti bahwa masyarakat petungkriyono menjalankan usaha ekowisata sendiri. Tataran implementasi ekowisata perlu dipandang sebagai bagian dari perencanaan pembangunan terpadu yang dilakukan disuatu daerah. Untuk itu pelibatan para pihak terkait mulai dari level komunitas, masyarakat, akademisi, pemerintah, dunia usaha dan organisasi non pemerintah diharapkan membangun suatu jaringan dan menjalankan suatu kemitraan yang baik sesuai dengan peran dan keahlian masing-masing

Beberapa aspek kunci dalam ekowisata berbasis masyarakat adalah :
- Perlunya masyarakat membentuk panitia atau lembaga untuk pengelolaan kegiatan ekowisata di daerahnya dengan dukungan dari pemerintah dan organisasi masyarakat
- Prinsip lokal ownsersip, pengelolaan dan kepemilikan oleh masyarakat setempat. Diterapkan sedapat mungkin terhadap sarana dan prasarana ekowisata
- Homestay menjadi pilihan utama untuk sarana akomodasi di lokasi wisata
- Pemandu wisata adalah orang setempat
- Perintisan, pengelolaan dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab masyarakat setempat. Termasuk menentukan biaya pemandu, transport dll.

Prinsip dan kriteria ekowisata
1. Prinsip Berkelanjutan dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan
- Prinsip daya dukung lingkungan diperhatikan dimana tingkat kunjungan dan kegiatan wisatawan pada daerah tujuan ekowisata dikelola sesuai dengan batas batas yang dapat diterima baik dari segi alam maupun sosial budaya
- Sedapat mungkin menggunakan teknologi ramah lingkungan, listrik tenaga surya, biogas, dll
- Mendorong terbentuknya kawasan ekowisata peruntukan khusus dan pengelolaan diberikan kepada masyarakat
2. Prinsip pengembangan institusi masyarakat lokal dan kemitraan
- Dibangun kemitraan antara masyarakat dengan tour operator untuk memasarkan dan mempromosikan produk ekowisata, dan antara lembaga masyarakat dan dinas pariwisata
- Adanya pembagian yang adil dari pendapatan jasa ekowisata di masyarakat
- Organisasi masyarakat membuat panduan kode etik secara tertulis selama wisatawan berada di wilayah ekowisata
- Ekowisata berprinsip melindungi hak paten atas karya intelektual masyarakat : foto, kesenian, pengetahuan tradisional, musik dll
3. Ekonomi berbasis masyarakat
- ekonomi mendorong regulasi yang mengatur standar kelayakan homestay sesuai dengan kondisi lingkungan
- ekowisata mendorong adanya prosedur sertifikasi pemandu sesuai kondisi lokasi wisata
- mendorong ketersediaan homestay
- ekowisata dan tour operator ikut mendorong peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta perilaku ekowisata terutama masyarakat
4. Prinsip Edukasi
- Kegiatan ekowisata mendorong masyarakat mendukung dan mengembangkan upaya konservasi
- Edukasi tentang budaya setempat dan konservasi untuk para turis menjadi bagian dari ekowisata
- Mengembangkan skema dimana para tamu secara sukarela terlibat dalam kegiatan konservasi dan pengelolaan kawasan ekowisata selama kunjungan.
5. Pengembangan dan penerapan rencana dan kerangka kerja pengelolaan lokasi ekowisata
- kegiatan ekowisata telah memperhitungkan tingkat pemanfaatan dan kualitas daya dukung lingkungan kawasan tujuan melalui pelaksanaan zonasi dan pengaturan waktu kunjungan
- fasilitas pendukung dibangun tidak merusak pada ekosistem yang unik dan rentan
- rancangan fasilitas umum sedapat mungkin mengacu sesuai tradisi lokal
- ada sistem pengelolaan sampah di sekitar fasilitas umum
- mengembangkan paket wisata yang mengedepankan budaya, seni dan trasdisi lokal
- kegiatan sehari-hari seperti panen, menanam , mencari ikan, berburu dapat dimasukan ke dalam atraksi lokal untuk memperkenalkan wisatawan pada cara hidup masyarakat dan mengajak mereka menghargai pengetahuan dan kearifan lokal

Pemasaran Produk ekowisata
Ada dua aspek yang sangat terkait dan perlu dibahas secara bersamaan jika ingin mengembangkan ekowisata berbasis masyarakat sebagai suatu usaha yang berhasil
Pertama, usaha harus layak secara ekonomi, menghasilkan pendapatan yang signifikan untuk masyarakat setempat dan dikelola secara profesional
Kedua, usaha tersebut perlu adil, bermanfaat buat masyarakat lokal sebagai mitra utama dan pendukung konservasi secara nyata

Dalam pengembangan pemasaran, strategi pencitraan (branding) dan promosi untuk suatu produk wisata sangat penting, melalui :
- mengikuti kegiatan promosi dan pemasaran berskala nasional dan internasional
- melakukan survei pasar secara berkala untuk mengetahui dinamika pasar
- mengidentifikasi target pasar untuk suatu produk ekowisata yang dikembangkan
- menyelenggarakan promosi secara khusus melalui fam trip, media dll
- membuka dan menjalin hubungan terbuka dengan pihak swasta dan mendorong adanya kesepakatan antara organisasi masyarakat dengan tour operator

atraksi wisata
- Petualangan rimba
- Petualangan sungai
- Budaya petungkriyono
- Pengamatan kehidupan liar
- Peninggalan arkeologi
- Stasiun penelitian hutan tropis
- Paket tracking
Akomodasi
- rumah tinggal di semua desa dan kamar inap di tengah penduduk
Pengelola lokal
- panitia ekowisata di tingkat desa / kecamatan petungkriyono
Promosi
- Buku Panduan travel
- Pameran tingkat nasional lewat dinas pariwisata
- Website lokal dan nasional
Kemitraan
- tour operator di Pekalongan