KAMPUNG BATIK

Batik adalah teknik perintang warna dengan menggunakan lilin (malam), Batik diperkenalkan pertama kali oleh Chastelein seorang anggota Raad Van Indi (Dewan India) pada tahun 1705. Batik Pekalongan telah muncul sejak abad 19 pada masa Kerajaan Mataram. Batik dan masyarakat Pekalongan tidak bisa dipisahkan karena mereka hidup dan menghidupi batik.

Batik adalah bagian dari masa lalu, masa kini dan masa depan masyarakat di pesisir Pulau Jawa
Kampung Batik Kemplong
• Terletak di Kecamatan Wiradesa
• Tersebar di Desa Kemplong, Kauman, Kepatihan dan beberapa desa lainnya
• Terbentuklah komunitas masyarakat pembatik yang disebut Kampung Batik
• Tanggal 30 April 2009, Kampung Batik Wiradesa Kabupaten Pekalongan
diresmikan oleh Menteri Perdagangan RI, Ibu Mari Elka Pangestu

Potensi Kampung Batik
• Letak yang strategis
• Produk/karya batik terkenal dengan kualitasnya yang halus
• Jumlah pengusaha dan pengrajin yang besar dengan cirikhas masing-masing sebagai penyangga industri batik
VISI Kampung Batik Wiradesa
• Menjadikan Kampung Batik Wiradesa menjadi wisata belanja unggulan di Kabupaten Pekalongan bahkan di tingkat dunia internasional
• Menyelenggarakan dan mendukung koordinasi berbagai kegiatan yang mendukung pelestarian dan pengembangan batik
• Memberdayakan potensi pengrajin batik di Pekalongan, serta membuka lapangan kerja untuk mendapatkan penghasilan yang yanglebih baik
MISI Kampung Batik Wiradesa
• Mensejahterakan kehidupan pengrajin batik dan warga sekitarnya
• Berupaya mendorong berkembangnya kemampuan pengrajin batik dengan keberagaman jenis produksi batik


Sosialisasi dan Pembinaan Desa Wisata Batik Kemplong-Kab. Pekalongan
Nedjelja, Maj 23, 2010 u 12:02 prije podne
Sebagai Desa wisata, Kampung Batik Kemplong, Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan memerlukan pembenahan di berbagai bagian. Ketua Paguyuban Batik Kemplong, D A Failasuf SE, mengatakan, warga di Kemplong, sebenarnya sudah terus berupaya secara mandiri, mengembangkan desa sebagai tujuan wisata. Upaya yang mereka lakukan,sedikitnya adalah dengna membenahi usaha masing-masing, agar menarik untuk dikunjungi.

“Pengusaha batik diharapkan bisa membuat show room atau tempat atraksi wisata, agar menarik pengunjung,” tutur Failasuf.Selain itu diperlukan penyamanan persepsi dari seluruh perajin dan pengusaha batik di Desa Kemplong, untuk mewujudkan kawasan wisata yang akan menarik banyak pengunjung. Penataan Infrastruktur jalan dan lingkungan juga diperlakukan. Namun karena biayanya besar, diperlukan peran pemerintah provinsi dan pusat. Pengembangan Batik Kemplong sebagai Desa Wisata juga akan dilakukan pihaknya dengan dana sebesar Rp 9 juta dari pemprov Jateng yang diterima pihaknya.“Selain itu, kami juga akan berupaya mengajukan permohonan pengmbangan pariwisata dari program PNPM Mandiri Pariwisata,” ungkap Failasuf.

Sosialisasi Desa Wisata siang itu menghadirkan pembicara, Ismu Syamsudin SKar dari Dinporaparbud Kabupaten Pekalongan, Kusnadi SE MSi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Batang, Suzanna Ratih Sari MM MA dari Pusat Studi Pariwisata Undip, dan Eko Suseno Matruti SE MPar dari Pusat Studi Pariwisata Universitas Satya Wacana Salatiga.

Sosialisasi dibuka Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Tengah yang diwakili Ir Toto Riyanto MM.Sosialisasi diikuti para perajin dan pengusaha batik di Desa Kemplong dan Warga Desa Wisata silurah, Kabupaten Batang. Ismu Memaparkan karakteristik Kampung Batik Wiradesa yang terletak di Desa Kemplong mempunyai wilayah seluas 39 ha dengan jumlah penduduk sebanyak 2.902 jiwa. Penduduk mayoritas sebagai pedagang dan beragama islam. Kampung Batik Wiradesa Kabupaten Pekalongan diresmikan oleh Menteri Perdagangan RI Mari Elka Pangestu pada tanggal 30 April 2009. Menurutnya, Kampung Batik memiliki potensi letak yang strategis, produk dan karya batik terkenal dengan kualitasnya yang bagus, dan jumlah pengusaha dan pengrajin yang besar dengan ciri khas masing-masing sebagai penyangga industri batik.

Pemkab Pekalongan, sangat mendukung keberadaan para pengusaha dan pengrajin batik di Kampung Batik. Salah satu dukungan Pemkab yakni telah direalisasikannya pembuatan Gapura Kampung Batik.

“Tahun 2010 pemkab merencanakan melaksanakan kegiatan Apresiasi Batik Pekalongan dengna agenda kegiatan talkshow, fashion show, pameran dan lomba desain batik,” tutur Ismu.

Menurutnya, perlu keterlibatan semua pihak, baik pengusaha wisata, pengelola wisata, pelaku wisata, masyarakat, dan pemerintah untuk pengembangan Kampung Batik Kemplong menjadi Desa Wisata yang akan dikunjungi banyak orang.

Sementara itu, Suzanna Ratih Sari MM MA dari Pusat Studi Pariwisata Undip, menerangkan, pengertian desa wisata menurut buku yang ditulis Nuryanti dan Wiendu (1993), adalah integrasi antara atraksi, akomodasi, dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Aspek Desa meliputi atraksi wisata, jarak tempuh, besaran desa,system kepercayaan dan kemasyarakatan, an ketersediaan infrastruktur.(H26-74) (Sumber : Suara Merdeka)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar