
PERENCANAAN PASAR DAN POTENSI
EKOWISATA PETUNGKRIYONO KABUPATEN PEKALONGAN
A. Pendahuluan
Petungkriyono merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pekalongan yang berlokasi di lereng Gunung Ragajembangan pada ketinggian 900 – 1600 dpl. Kawasan ini berupa pegunungan yang sejuk dengan beraneka kemolekan dan keindahan alam yang sangat mempesona dan tepat untuk dijadikan tempat wisata.
B. Kondisi Existing Ekowisata Petungkriyono
Dari Kota Kajen sebagai ibukota Kabupaten Pekalongan, Petungkriyono berada di sebelah selatan dengan jarak 30 km dan dapat dicapai dengan kendaraan umum melalui Kecamatan Doro. Lokasi Petungkriyono berada + 40 dari obyek wisata Dataran Tinggi Dieng yang dapat dicapai dari Kota Wonosobo dan Bajarnegara melalui jalur Sibebek-Gumelem atau Kalibening-Simego.
Perbukitan dengan tutupan hutan alam yang menghijau lebat menjadi suguhan utama ketika memasuki Petungkriyono. Di beberapa lokasi seperti di Desa Sokokembang dan Curugmuncar, tampak pula lairan-aliran sungai jernih menyususri lembah serta air terjun yang mencurah dari tebing-tebing perbukitan, yang semakin menambah kemolekan alam kawasan ini. Terdapat tujuh air terjun di Petungkriyono yang sering dikunjungi wisatawan yakni Curug Muncar, Curug Banteng, Curug Lawe, Curug Kedunglumbu dan Curug Sibedug. Petungkriyono meliputi areal seluas 5000 ha dikenal sebagai daerah rimbawan yang masih kaya dengan berbagai macam satwa yang hampir punah seperti elang Jawa, owa, surili, macan tutul dan macan kumbang.
Potensi Ekowisata Petungkriyono yang telah mulai dikembangkan sejak Januari 2006, ternyata hanya berjalan di tempat. Pengelolaan yang diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik, ternyata mengalami banyak hambatan. Di samping SDM yang belum siap dari sisi pengetahuan, manajemen, ketrampilan ekowisata dsb, juga ditambah belum nampaknya usaha untuk mempromosikan potensi tersebut kepada pasar yang ada.
Oleh karena itu hal utama yang perlu dilakukan adalah penetapan pola manajemen yang jelas dalam pengelolaanya, promosi yang terarah dan lebih memberdayakan masyarakat yang ada di kawasan ekowisata. Dalam makalah ini akan difokuskan pada promosi untuk mengangkat potensi tersebut menjadi sumber pendapatan, baik bagi daerah Kecamatan Petungkriyono maupun tumbuhnya ekonomi masyarakat sekitar serta pelestarian alam dan konservasi hayati yang ada.
C. Pemasaran Terfokus
Kawasan Ekowisata dikelola bersama masyarakat yang tergabung dalam LMDH bekerja sama dengan Perum Perhutani, Pemda Kabupaten Pekalongan dan LSM KF (Comunity Forestry).
Ekowisata Petungkriyono termasuk jenis wisata minat khusus sehingga pangsa pasar yang dibidik adalah wisatawan tertentu yang memiliki kepekaan pada lingkungan ataupun diharapkan menjadi peka dan cinta pada lingkungan sekitar.
D. Permasalahan
Pada prinsipnya, masalah yang signifikan dalam pengembangan kawasan ini sebagai kawasan ekowisata adalah akses masuk yang relatif susah. Kendaraan yang tersedia tidak begitu mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat karena terbatasnya jumlah kendaraan dan jam operasi. Kondisi yang demikian menyebabkan kurangnya minat masyarakat regional untuk datang berkunjung. Yang pada akhirnya berimbas pada jumlah kunjungan wisata.
Sampai sekarang Kawasan ekowisata masih menghadapi kendala, dimana masyarakat dalam hal ini LMDH belum siap secara manajemen untuk mengelola, sehingga diperlukan bimbingan teknis secara terpadu. Masyarakat kurang terlibat karena ekowisata belum secara riil bermanfaat secara ekonomi, sehingga perlu diupayakan peningkatan kesadaran masyarakat secara berkesinambungan.
Selain itu kendala yang lainnya adalah sarana prasarana pendukung belum representatif. Melihat kondisi dan lokasi yang berjauhan sedang akses masih cukup sulit, sehingga pengunjung yang datang belum dapat menikmati secara nyaman fasilitas yang telah dibangun dalam tahap pertama.
Pemasaran dilakukan dengan promosi obyek wisata baru ke berbagai pihak antara lain bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Pekalongan ke sekolah sejalan dengan program pendidikan lingkungan yang sedang dikembangkan. Sasaran pasar yang akan dikerjakan adalah siswa SD, SLP dan SLA di Wilayah sekitar Kabupaten Pekalongan dengan target utama pada hari-hari libur sekolah.
Dalam jangka panjang, target pasar yang akan dicapai dalam jangka panjang adalah wisatawan asing, dengan metode promosi yang dikembangkan dan pemasaran berupa paket wisata dengan Kantor parbud,Perum Perhutani, Biro Wisata maupun dengan biro perjalanan maupun paket-paket wisata penelitian ke berbagai negara diharapkan jumlah pengunjung meningkat 10% pertahun dari jumlah pengunjung yang ada pada saat ini.